Disini
ku hidup, disini ku gantungkan semuanya, lewat beca sewaan ku jalani hidupku
demi keluarga yang ku cintai.tak
ada saudara hanya berteman nyamuk nakal.
Demi
mencari nafkah untuk keluarga rela jauh dari keluarga tidur dibeca atau ditrotoar
jalan, mengayuh beca melewati jalan – jalan protokol dan berjibaku dengan
kendaraan lain bukanlah hal yang mudah di tambah usia yang sudah tidak lagi
muda membuat bahaya ada di depan mata.
Ini
yang dirasakan oleh Mamat seorang warga Sumedang yang menjadi tukang beca di
jalan Otista Bandung. Setiap hari Mamat mengayuh beca melewati jalan – jalan protokol
dan tidak jarang harus menembus jalan verboden di Bandung demi mendapatkan
uang, walaupun pendapatan yang didapatnya tidak seberapa di banding dengan
resiko yang harus dihadapinya.
Tubuh
yang lemah karena dimakan usia tidak membuat Mamat berhenti menarik becanya
karena Dia tahu jika Dia tidak menarik beca Dia tidak mendapatkan uang untuk
makan dan memberi kepada keluarganya di Sumedang. Mamat mempunyai enam anak dan
Sembilan cucu dari pernikahannya seluruh anak – anaknya sudah mempunyai
keluarga sendiri dan tidak bias membantu Mamat dalam hal ekonomi sehingga Mamat
harus mengayuh beca demi mendapatkan uang untuk keluarganya.
Setiap
hari Mamat hanya mendapatkan Uang sebesar lima belas ribu sampai tiga puluh
ribu rupiah belum lagi harus membayar beca yang Mamat sewa dari temannya
sebesar lima ribu rupiah,” jaman sekarang mah paling cuma lima belas ribu
sampai tiga puluh ribu, kalo dulu bisa sampai lima puluh ribu.Sekarang mah udah
susah belum lagi harus bayar sewa beca lima ribu jadi cuma dapat sepuluh ribu
sehari rata – rata pendapatan sayadan sama dengan tukang beca lain yang senasib
dengan saya.” Ujar Mamat kepada penulis.
Profesi
menjadi tukang beca memang dipandang sebelah mata oleh sebagian orang karena
dengan adanya beca di jalan raya membuat kemacetan yang tidak dapat dihindarkan
lagi, tukang beca memang sering di salahkan jika jalanan mecet padahal bukan
hanya beca yang membuat macet tetapi pengendara sepeda motor juga menjadi
sumber kemacetan, “ memang bisa beca jadi sumber kemacetan tetapi sebenarnya
tidak hanya beca saja, masih ada pengendara motor yang sering parkir seenaknya,
kenapa harus tukang beca saja yang terus disalahkan,” tambah Mamat kepada
penulis.
(Ludiansyah.P)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar